Film sequel Dua Garis Biru, Dua Hati Biru akhirnya tayang di bioskop. Film Dua Hati Biru layak mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Sebab film Dua Hati Biru memiliki nilai yang sangat dalam, sarat akan makna.
Karena itulah aku tertarik untuk membuat review film Dua Hati Biru. Salah satu nilai yang sangat berharga dari film Dua Hati Biru adalah tentang Belajar Cara Belajar.
Penasaran dengan review film Dua Hati Biru? Simak review Film Dua Hati Biru ini sampai habis, ya! Karena aku akan membedah sekaligus memberikan materi kepenulisan penting dari film Dua Hati Biru. Aku juga akan memberikan rating-nya di akhir artikel.
Sebelum itu, review Jurus Nulis akan berfokus pada bidang penulisan atau penceritaan, baik itu alur, karakter, konflik, dan lainnya. Meski demikian, aku akan tetap menyinggung sedikit hal dari aspek sinematoraginya.
Mari kita mulai review-nya!
Premis Cerita
Film Dua Hati Biru bercerita tentang Bima dan Dara yang ingin membangun keluarga kecilnya, terutama hubungan dengan anak tercintanya, Adam. Namun, mereka harus belajar untuk menjadi orang tua.
Secara penceritaan, aku tidak akan meragukan Gina S. Noer dan Wahana Kreator. Film Dua Hati Biru memiliki gaya penceritaan yang bertumbuh. Tiap babaknya memiliki perkembangan, seperti anak tangga.
Karakter
Karakter adalah kunci sebuah cerita. Karakter adalah alasan mengapa cerita itu ada dan berkembang. Film Dua Hati Biru adalah gambaran yang baik tentang perkembangan karakter, character development.
Dalam film Dua Hati Biru, karakter diperkenalkan dengan baik, dikembangkan, memiliki keinginan, tujuan, alasan, dan lainnya. Sehingga cerita semakin menarik. Sebagai penonton pun seru untuk mengikuti kemana mereka akan melangkah.
“If you want to create a great story, you need to learn how to develop great characters.” – P.S. Hoffman
Pada babak pertama, Gina S. Noer melakukan tugasnya dengan baik, memberikan set-up, menanamkan value, keinginan, dan motif pada tiap karakternya, sehingga semua menjadi jelas dan berarti. Cerita jadi memiliki tujuan yang jelas.
Goal, Want, And Need
Tujuan, keinginan, dan apa yang dibutuhkan tiap karakter sangat kuat, terutama dua karakter utama, Bima dan Dara. Mereka ingin membangun keluarga kecilnya dengan harmonis, berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya, Adam.
Cerita menjadi sangat menarik karena keduanya memiliki caranya sendiri dalam mengejar tujuan dan keinginannya. Bima ingin membangun keluarga dengan cara yang lebih santai. Dara ingin membangun keluarga dengan cara yang disiplin.
Motif keduanya sangat jelas. Lingkungan menjadi salah satu faktor penting, mengapa keduanya memiliki pandangan demikian. Meski begitu, tujuan mereka sama, keinginan mereka dalam mewujudkannya berbeda, dan mereka pun harus menemukan titik kesamaan (need) dan solusinya.
Value Vs Value
Bima dengan value yang ia pegang, bagaimana dirinya berpandangan sebagai seorang lelaki, suami, dan Baba bagi Adam. Dara dengan value yang ia pegang, bagaimana ia berpandangan sebagai seorang wanita, istri, dan Mama.
Kondisi memaksa keduanya untuk belajar, meski harus berbenturan value satu sama lain. Karena mereka memiliki tujuan yang sama, keluarga harmonis. Hal ini membuat karakter berkembang. Selain itu, konflik dalam film ini pun terbentuk dengan baik.
Ditambah lagi dengan adanya side character; Ibu dan Ayah Bima, Mama dan Adik Dara, Iqi, dan lainnya yang membantu Bima dan Dara belajar untuk membangun keluarga kecilnya dan belajar menjadi orang tua yang baik bagi Adam. Tiap karakter memiliki fungsinya masing-masing.
Konflik/Dramatika
Meski demikian, selain konflik internal masing-masing karakter dan konflik antar karakter yang terjadi pada Bima dan Dara, side character juga turut berkontribusi memberi drama, membuat konflik jadi semakin padat.
Sebagai penonton, kita dibuat peduli dengan kondisi rumah tangga Bima dan Dara. Kita ingin keduanya baik-baik saja, dapat menggapai tujuannya. Kita tidak ingin keduanya terus berseteru. Ini karena masing-masing karakter (terutama Bima dan Dara) memiliki value-nya tersendiri.
Value atau pandangan hidup yang dipegang oleh Bima dan Dara saling bertabrakan. Hal ini mendorong penonton untuk memahami dan belajar dari dua sudut pandang. Inilah yang menjadi poin menarik dari film Dua Hati Biru.
Penonton tahu apa yang karakter mereka inginkan. Mereka tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi.
Comments (2)
Hani Soraya Efendisays:
April 22, 2024 at 7:37 pmKak aku tu pengin banget jadi penulis
Tapi masih bingung mau mulai dari mana dulu
Jurus Nulissays:
April 24, 2024 at 1:56 pmCoba pelajari kerangka atau struktur cerita dulu aja, Kak. Biar tergambar, dari awal sampai akhir harus gimana.